LAPORAN
HASIL ANALISIS VERTIKAL DAN HARIZONTAL
PT
MATAHARI DEPARTEMENT STORE TBK
UNTUK
TAHUN 2013, 2014 DAN 2015
"Hanya Untuk Bahan Pembelajaran"
A. GAMBARAN
UMUM KINERJA KEUANGAN
B. TINJAUAN
KEUANGAN.
1. LABA
RUGI PERUSAHAN.
a. Hasil
analisis horizontal.
· Pendapatan bersih perusahaan sejak tahun
2013 hingga tahun 2015 selalu mengalami peningkatan. Persentase peningkatan
laba bersih dari tahun 2014 ke tahun 2015 sebesar 13,64%. Namun perubahan pada
tahun 2015 masih kalah dengan tahun 2014 yaitu sebesar 17,34% dengan beban
pokok yang lebih rendah dari pada tahun 2015. Dapat di analisis bahwa pada
tahun 2015 terjadi kenaikan terhadap harga pokok penjualan yang menyebabkan
persentase perubahan pendapatan menurun.
· Laba kotor perusahaan sejak tahun 2013
hingga tahun 2015 selalu mengalami kenaikan. Kenaikan laba kotor tahun 2013 ke
2014 sebesar 15,70% dan tahun 2014 ke 2015 12,35%. Perubahan ini dibilang cukup
besar karena melebihi 10%. Perubahan juga di kombinasi oleh kenaikan pendapatan
perusahaan.
· Jika kita lihat pada komponen beban
operasional rata-rata sejak tahun 2013 hingga tahun 2015. untuk beban usaha
dari 13,75% menjadi 13,78%. Mengalami peningkatan. Sementara itu kerugian dan
keuntungan lainnya – bersih juga menurun dari -19,63% hingga -70%. Berdasarkan
hasil tersebut dapat dikatakan perusahaan mampu menekan pengeluaran namun tidak
berdampak pada penjualan. Dimana penjualan perusahaan selalu mengalami
peningkatan sejak tahun 2013 hingga tahun 2015.
·
Perubahan terhadap laba operasi sejak
tahun 2013 ke 2014 sebesar 14,82% dan tahun 2014 ke tahun 2015 sebesar 12,18%
mengalami penurunan namun tidak signifikan. Penurunan ini terjadi karena
peningkatan persentase perubahan beban operasional namun perubahan terjadi
tidak signifikan.
·
Penghasilan keuangan selalu mengalami
peningkatan, hal ini bisa dipengaruhi oleh tingkat suku bunga atau kemahiran
perusahaan dalam menempatkan dananya pada instrument keuangan. Dibuktikan
dengan persentase perubahan tahun 2013 ke 2014 sebesar 25,96% dan 2014 ke 2015
sebesar 36,53% perubahan ini bisa dibilang cukup besar. Perubahan yang cukup
besar ini akan berdampak pada laba sebelum pajak (EBIT).
·
pajak perusahaan selalu mengalami
kenaikan sejak tahun 2013 hingga 2015. Kenaikan pajak diiringi dengan kenaikan
laba sebelum pajak. Meskipun begitu persentase perubahan tidak terlalu besar
selaras dengan perubahan laba sebelum pajak (EBIT).
·
Laba tahun berjalan perusahaan selalu
mengalami kenaikan, bahkan persentase perubahannya itu juga mengalami
peningkatan. Dari 23,88% menjadi 25,49%. Kenaikan ini dipengaruhi oleh kenaikan
pendapatan, penurunan beberapa beban.
b.
Hasil analisis vertikal.
·
Persentase beban pokok pendapatan pada
tahun 2014 sebesar 36,31% artinya sebanyak 63,69% merupakan laba kotor. Hal ini
dinilai baik karena persentase beban pokok pendapatan tidak terlalu besar atau
di bawah 50%. Sementara itu pada tahun 2015 terjadi peningkatan persentase
beban pokok pendapatan sebesar 37,03% namun peningkatan ini tidak signifikan
dan masih berada pada ketegori baik. Peningkatan beban pokok pendapatan pada
tahun 2015 ini mempengaruhi penurunan persentase laba kotor sebesar 62,97%.
·
Persentase laba operasi pada tahun 2014
sebesar 26,29% dan tahun 2015 sebesar 25,95%. Penurunan ini terjadi akibat
kenaikan beban operasional namun tidak signifikan.
·
Persentase laba tahun berjalan sejak
tahun 2014 ke 2015 selalu mengalami peningkatan yaitu dari 17,91% menjadi
19,77%. Hal ini bisa berdampak baik pada kinerja perusahaan. Kenaikan
persentase laba tahun berjalan dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan dan
pendapatan keuangan.
c.
Kesimpulan.
1.
PENDAPATAN BERSIH
Pendapatan Bersih Perseroan meningkat Rp
1.081,4 miliar atau 13,6%, dari Rp 7.925,5 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp
9.006,9 miliar pada tahun 2015. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh
peningkatan Penjualan Barang Dagangan sebesar 10,8% yang dipicu oleh
peningkatan SSSG sebesar 6,8% pada tahun
2015, pertumbuhan segmen pelanggan yang menjadi target Perseroan, peningkatan disposable
income dari segmen pelanggan tersebut, perbaikan berkelanjutan dalam
kombinasi produk, serta pembukaan 11 gerai baru dan renovasi 14 gerai lainnya.
(sumber annual report 2015).
Penjualan Ritel Perseroan, yang terutama
terdiri dari Penjualan Ritel, meningkat sebesar Rp 830,4 miliar, atau 17,0%,
dari Rp 4.898,7 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 5.729,1 miliar pada tahun
2015. Peningkatan ini disebabkan oleh alasan-alasan yang diuraikan di atas dan
terutama oleh meningkatnya permintaan terhadap Produk Ritel.
2. Beban pokok pendapatan.
Beban Pokok Pendapatan Perseroan meningkat Rp
458,1 miliar, atau 15,9%, dari Rp 2.877,5 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp
3.335,6 miliar pada tahun 2015. Hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan
Penjualan Ritel sebesar 17,0%, yang terutama terdiri dari produk ritel.
3. Laba kotor.
Karena
faktor di atas, Laba Kotor Perseroan meningkat Rp 623,3 miliar atau 12,3%, dari
Rp 5.048,0 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 5.671,3 miliar pada tahun 2015
terutama disebabkan meningkatnya kontribusi dari Penjualan Konsinyasi dan
Penjualan Ritel
4. Laba sebelum pajak penghasilan.
Laba
Perseroan Sebelum Pajak Penghasilan meningkat Rp 394,3 miliar atau 21,3% dari
Rp 1.850,5 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 2.244,8 miliar pada tahun 2015
karena alasan yang dijelaskan di atas, termasuk kenaikan 13,6% pada pendapatan
bersih, peningkatan laba kotor menjadi sebesar Rp 5.671,3 miliar dan penurunan
Biaya Keuangan sebesar Rp 132,3 miliar
5. Laba bersih.
Dengan
penjelasan di atas, maka Laba Bersih Perseroan meningkat Rp 361,7 miliar atau
25,5%, dari Rp 1.419,1 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 1.780,8 miliar pada
tahun 2015.
2. LAPORAN
POSISI KEUANGAN.
a. Hasil
analisis horizontal.
· Total
asset lancar sejak tahun 2013 hingga tahun 2015 selalu mengalami peningkatan,
kenaikan asset lancar terbesar terjadi pada tahun 2013 ke 2014 dimana
perubahannya mencapai 24,33 % sementara itu kenaikan asset lancar dari tahun
2014 ke 2015 sebesar 7,34%. Untuk asset lancar yang mengalami perubahan yang
signifikan dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu uang muka sewa sebesar 560,91%.
Sementara itu perubahan asset lancar yang signifikan dari tahun 2014 ke 2015
terdapat pada akun kas dan bank dengan kenaikan sebesar 20,46 %.
· Total
( asset teap) sejak tahun 2013 hingga tahun 2015 selalu mengalami peningkatan,
kenaikan (asset tetap) terbesar terjadi pada tahun 2014 ke 2015 dimana
perubahannya mencapai ( 24,77%) sementara itu kenaikan ( asset tetap) dari
tahun 2013 ke 2014 sebesar (5,00%) Untuk (asset tetap) yang mengalami perubahan
yang signifikan dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu (kas dan setara kas yang
dibatasi penggunaannya) sebesar (321,34%) Sementara itu perubahan (asset tetap)
yang signifikan dari tahun 2014 ke 2015 terdapat pada akun (asset tidak lancar
lainnya) dengan kenaikan sebesar (523,23%).
· Total
(aset) sejak tahun 2013 hingga tahun 2015 selalu mengalami peningkatan,
kenaikan (aset) terbesar terjadi pada tahun 2013 ke 2014 dimana perubahannya
mencapai (16,21%) sementara itu kenaikan (aset) dari tahun 2014 ke 2015 sebesar
(13,96%) Untuk (aset) yang mengalami perubahan signifikan dari tahun 2013 ke
tahun 2014 yaitu (terdapat pada asset lancar) sebesar ( 24,33%) Sementara itu
perubahan (aset) yang signifikan dari tahun 2014 ke 2015 terdapat pada (asset
tetap) dengan kenaikan sebesar (24,77%).
· Total
(kewajiban lancar) sejak tahun 2013 hingga tahun 2014 selalu mengalami
peningkatan dan di tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami penurunan ,
perubahan (kewajiban lancar) terbesar
terjadi pada tahun 2013 ke 2014 dimana perubahannya mencapai ( 33,24% )
sementara itu terjadi penurunan (kewajiban lancar) dari tahun 2014 ke 2015 sebesar
( - 3,16%) hal ini menandakan perusahaan telah membayar utangnya sebahagian
pada tahun ini. Untuk (kewajiban lancar)
yang mengalami perubahan yang signifikan dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu
(terdapat pada pinjaman bank jangka panjang jatuh tempo satu tahun) sebesar (
857,08%) Sementara itu perubahan (kewajiban lancar ) yang signifikan dari tahun
2014 ke 2015 terdapat pada akun (kewajiban imbalan kerja jangka pendek ) dengan
kenaikan sebesar (35,19%).
· Total
(liabilitas tidak lancar) sejak tahun 2013 hingga tahun 2015 selalu mengalami
penurunan, penurunan (liabilitas tidak lancar) terbesar terjadi pada tahun 2013
ke 2014 dimana perubahannya mencapai (-59,78%) sementara itu penurunan
(liabilitas tidak lancar) dari tahun 2014 ke 2015 sebesar ( -53,19%) Untuk
(liabilitas tidak lancar) yang mengalami perubahan yang signifikan dari tahun
2013 ke tahun 2014 yaitu (terdapat pada akun kewajiban imbalan kerja jangka
panjang) sebesar (24,25%) Sementara itu perubahan (liabilitas tidak lancar)
yang signifikan dari tahun 2014 ke 2015 terdapat pada akun (kewajiban imbalan
kerja jangka panjang ) dengan kenaikan sebesar (5,89%).
· Total
(ekuitas) sejak tahun 2013 hingga tahun 2015 selalu mengalami peningkatan,
kenaikan (ekuitas) terbesar terjadi pada tahun 2014 ke 2015 dimana perubahannya
mencapai (594,55%) sementara itu kenaikan ( kewajiban ) dari tahun 2013 ke 2014
sebesar (79,61%) Untuk (ekuitas) yang mengalami perubahan yang signifikan dari
tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu (laba tahun berjalan ) sebesar 39,13%.
b.
Hasil analisis vertikal.
·
Pada tahun 2014 kapasitas asset lancar
dibandingkan dengan total asset sebesar 62,04%. Pada tahun 2015 terjadi
penurunan menjadi 58,44% dari total asset. Dari keseluruhan asset lancar,
persentase terbesar dimiliki oleh
persediaan barang jadi. Dimana tahun 2014 persentase persediaan barang jadi
sebesar 27,99% dan tahun 2015 sebesar 25,91%. Sementara itu persentase asset
lancar terkecil terdapat pada asset lancar lainnya. Pada tahun 2014 persentase
asset lancar lainnya sebesar 0,77%% dan di tahun 2015 sebesar 0,61%.
·
Pada tahun 2014 kapasitas asset tetap
dibandingkan dengan total asset sebesar 37,96% dan pada tahun 2015 terjadi
kenaikan sebesar 41,56%. Dari keseluuruhan asset tetap, persentase terbesar
dimiliki oleh asset tetap bersih dimana pada tahun 2014 sebesar 21,27% dan
tahun 2015 sebesar 22,54%.
·
Pada tahun 2014 kapasistas kewajiban
lancar dibandingkan dengan total ekuitas dan liabilitas, sebesar 73,79%,
kapasitas ini menurun ditahun 2015 sebesar 62,71%. Artinya pada tahun 2015
perusahaan telah berupaya untuk melunasi utang lancar mereka. Kapasitas kewajiban lancar pada tahun 2014 didiominasi
oleh hutang usaha sebesar 41,34%. Kapasitas kewajiban lancar pada tahun 2015
masih didominasi oleh utang usaha sebesar 39,89% dimana menurun dari tahun
2014.
·
Pada tahun 2014 kapasitas liabilitas
tidak lancar dibandingkan dengan total ekuitas dan liabilitas sebesar 21,54%.
Pada tahun 2015 sebesar 8,85% atau menurun dari tahun sebelumnya.
·
Pada tahun 2014 kapasistas liabilitas
sebesar 95,33% artinya angka ini masih tergolong sangat tinggi. Jika di
bandingkan dengan kapasitas modal perusahaan ditahun tersebut hanya 4,67%. Pada
tahun 2015 kapasitas liabilitas sebesar 71,56%. Penurunan ini dibilang cukup
jauh dapat dibuktikan perusahaan berusaha mengurangi utang mereka. Dan ekuitas
pada tahun ini sebesar 28,44%.
c.
Kesimpulan analisis vertikal dan
horizontal laporan posisi keuangan.
·
Aset Lancar
Perseroan yang sebagian besar terdiri dari Kas, Setara Kas dan Persediaan,
meningkat 7,34% dari tahun 2014 menjadi Rp 2.272,9 miliar pada tahun 2015.
Kenaikan Persediaan sejalan dengan pembukaan 11 gerai baru pada tahun 2015.
Kenaikan ini juga disebabkan oleh kenaikan harga barang dagangan dan
meningkatnya jumlah persediaan untuk memenuhi kenaikan target penjualan (sumber
annual report 2015).
·
Aset Tidak
Lancar meningkat 24,8% menjadi Rp 1.616,4 miliar pada akhir tahun 2015 dengan
kontribusi utama dari investasi pada PT Global Ecommerce Indonesia yang
menyebabkan naiknya Aset Tidak Lancar Lainnya sebesar 523,2%.
·
Secara keseluruhan,
Kewajiban Perseroan mengalami penurunan sebesar Rp 470,6 miliar yang
menunjukkan efektivitas strategi Perseroan untuk melakukan pelunasan pinjaman
sindikasiKewajiban Lancar menurun menjadi Rp 2.439,0 miliar pada tahun 2015
dari Rp 2.518,5 miliar pada tahun 2014 sebagai dampak dari pelunasan pinjaman
sindikasi di tahun 2015.
·
Sebagai hasil dari
penambahan Laba Ditahan, Ekuitas Perseroan meningkat Rp 946,9 miliar atau
594,6% dari Rp 159,3 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 1,106.2 miliar pada
tahun 2015.
0 komentar:
Posting Komentar