Kamis, 29 November 2018

CONTOH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN - ANALISIS HARIZONTAL DAN VERTIKAL

LAPORAN HASIL ANALISIS VERTIKAL DAN HARIZONTAL
PT MATAHARI DEPARTEMENT STORE TBK
UNTUK TAHUN  2013, 2014  DAN 2015
"Hanya Untuk Bahan Pembelajaran" 

     A.    GAMBARAN UMUM KINERJA KEUANGAN








B.   TINJAUAN KEUANGAN.
   1.      LABA RUGI PERUSAHAN.
         a.       Hasil analisis horizontal.
·        Pendapatan bersih perusahaan sejak tahun 2013 hingga tahun 2015 selalu mengalami peningkatan. Persentase peningkatan laba bersih dari tahun 2014 ke tahun 2015 sebesar 13,64%. Namun perubahan pada tahun 2015 masih kalah dengan tahun 2014 yaitu sebesar 17,34% dengan beban pokok yang lebih rendah dari pada tahun 2015. Dapat di analisis bahwa pada tahun 2015 terjadi kenaikan terhadap harga pokok penjualan yang menyebabkan persentase perubahan pendapatan menurun.
·     Laba kotor perusahaan sejak tahun 2013 hingga tahun 2015 selalu mengalami kenaikan. Kenaikan laba kotor tahun 2013 ke 2014 sebesar 15,70% dan tahun 2014 ke 2015 12,35%. Perubahan ini dibilang cukup besar karena melebihi 10%. Perubahan juga di kombinasi oleh kenaikan pendapatan perusahaan.
·        Jika kita lihat pada komponen beban operasional rata-rata sejak tahun 2013 hingga tahun 2015. untuk beban usaha dari 13,75% menjadi 13,78%. Mengalami peningkatan. Sementara itu kerugian dan keuntungan lainnya – bersih juga menurun dari -19,63% hingga -70%. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan perusahaan mampu menekan pengeluaran namun tidak berdampak pada penjualan. Dimana penjualan perusahaan selalu mengalami peningkatan sejak tahun 2013 hingga tahun 2015.
·         Perubahan terhadap laba operasi sejak tahun 2013 ke 2014 sebesar 14,82% dan tahun 2014 ke tahun 2015 sebesar 12,18% mengalami penurunan namun tidak signifikan. Penurunan ini terjadi karena peningkatan persentase perubahan beban operasional namun perubahan terjadi tidak signifikan.
·         Penghasilan keuangan selalu mengalami peningkatan, hal ini bisa dipengaruhi oleh tingkat suku bunga atau kemahiran perusahaan dalam menempatkan dananya pada instrument keuangan. Dibuktikan dengan persentase perubahan tahun 2013 ke 2014 sebesar 25,96% dan 2014 ke 2015 sebesar 36,53% perubahan ini bisa dibilang cukup besar. Perubahan yang cukup besar ini akan berdampak pada laba sebelum pajak (EBIT).
·         pajak perusahaan selalu mengalami kenaikan sejak tahun 2013 hingga 2015. Kenaikan pajak diiringi dengan kenaikan laba sebelum pajak. Meskipun begitu persentase perubahan tidak terlalu besar selaras dengan perubahan laba sebelum pajak (EBIT).
·         Laba tahun berjalan perusahaan selalu mengalami kenaikan, bahkan persentase perubahannya itu juga mengalami peningkatan. Dari 23,88% menjadi 25,49%. Kenaikan ini dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan, penurunan beberapa beban.
               b.      Hasil analisis vertikal.
·         Persentase beban pokok pendapatan pada tahun 2014 sebesar 36,31% artinya sebanyak 63,69% merupakan laba kotor. Hal ini dinilai baik karena persentase beban pokok pendapatan tidak terlalu besar atau di bawah 50%. Sementara itu pada tahun 2015 terjadi peningkatan persentase beban pokok pendapatan sebesar 37,03% namun peningkatan ini tidak signifikan dan masih berada pada ketegori baik. Peningkatan beban pokok pendapatan pada tahun 2015 ini mempengaruhi penurunan persentase laba kotor sebesar 62,97%.
·         Persentase laba operasi pada tahun 2014 sebesar 26,29% dan tahun 2015 sebesar 25,95%. Penurunan ini terjadi akibat kenaikan beban operasional namun tidak signifikan.
·         Persentase laba tahun berjalan sejak tahun 2014 ke 2015 selalu mengalami peningkatan yaitu dari 17,91% menjadi 19,77%. Hal ini bisa berdampak baik pada kinerja perusahaan. Kenaikan persentase laba tahun berjalan dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan dan pendapatan keuangan.
    c.       Kesimpulan.
    1.      PENDAPATAN BERSIH
Pendapatan Bersih Perseroan meningkat Rp 1.081,4 miliar atau 13,6%, dari Rp 7.925,5 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 9.006,9 miliar pada tahun 2015. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan Penjualan Barang Dagangan sebesar 10,8% yang dipicu oleh peningkatan SSSG  sebesar 6,8% pada tahun 2015, pertumbuhan segmen pelanggan yang menjadi target Perseroan, peningkatan disposable income dari segmen pelanggan tersebut, perbaikan berkelanjutan dalam kombinasi produk, serta pembukaan 11 gerai baru dan renovasi 14 gerai lainnya. (sumber annual report 2015).
Penjualan Ritel Perseroan, yang terutama terdiri dari Penjualan Ritel, meningkat sebesar Rp 830,4 miliar, atau 17,0%, dari Rp 4.898,7 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 5.729,1 miliar pada tahun 2015. Peningkatan ini disebabkan oleh alasan-alasan yang diuraikan di atas dan terutama oleh meningkatnya permintaan terhadap Produk Ritel.
    2.      Beban pokok pendapatan.
Beban Pokok Pendapatan Perseroan meningkat Rp 458,1 miliar, atau 15,9%, dari Rp 2.877,5 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 3.335,6 miliar pada tahun 2015. Hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan Penjualan Ritel sebesar 17,0%, yang terutama terdiri dari produk ritel.
    3.      Laba kotor.
Karena faktor di atas, Laba Kotor Perseroan meningkat Rp 623,3 miliar atau 12,3%, dari Rp 5.048,0 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 5.671,3 miliar pada tahun 2015 terutama disebabkan meningkatnya kontribusi dari Penjualan Konsinyasi dan Penjualan Ritel

    4.      Laba sebelum pajak penghasilan.
Laba Perseroan Sebelum Pajak Penghasilan meningkat Rp 394,3 miliar atau 21,3% dari Rp 1.850,5 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 2.244,8 miliar pada tahun 2015 karena alasan yang dijelaskan di atas, termasuk kenaikan 13,6% pada pendapatan bersih, peningkatan laba kotor menjadi sebesar Rp 5.671,3 miliar dan penurunan Biaya Keuangan sebesar Rp 132,3 miliar
    5.      Laba bersih.
Dengan penjelasan di atas, maka Laba Bersih Perseroan meningkat Rp 361,7 miliar atau 25,5%, dari Rp 1.419,1 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 1.780,8 miliar pada tahun 2015.
    2.      LAPORAN POSISI KEUANGAN.
     a.       Hasil analisis horizontal.
·  Total asset lancar sejak tahun 2013 hingga tahun 2015 selalu mengalami peningkatan, kenaikan asset lancar terbesar terjadi pada tahun 2013 ke 2014 dimana perubahannya mencapai 24,33 % sementara itu kenaikan asset lancar dari tahun 2014 ke 2015 sebesar 7,34%. Untuk asset lancar yang mengalami perubahan yang signifikan dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu uang muka sewa sebesar 560,91%. Sementara itu perubahan asset lancar yang signifikan dari tahun 2014 ke 2015 terdapat pada akun kas dan bank dengan kenaikan sebesar 20,46 %.
·  Total ( asset teap) sejak tahun 2013 hingga tahun 2015 selalu mengalami peningkatan, kenaikan (asset tetap) terbesar terjadi pada tahun 2014 ke 2015 dimana perubahannya mencapai ( 24,77%) sementara itu kenaikan ( asset tetap) dari tahun 2013 ke 2014 sebesar (5,00%) Untuk (asset tetap) yang mengalami perubahan yang signifikan dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu (kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya) sebesar (321,34%) Sementara itu perubahan (asset tetap) yang signifikan dari tahun 2014 ke 2015 terdapat pada akun (asset tidak lancar lainnya) dengan kenaikan sebesar (523,23%).
·  Total (aset) sejak tahun 2013 hingga tahun 2015 selalu mengalami peningkatan, kenaikan (aset) terbesar terjadi pada tahun 2013 ke 2014 dimana perubahannya mencapai (16,21%) sementara itu kenaikan (aset) dari tahun 2014 ke 2015 sebesar (13,96%) Untuk (aset) yang mengalami perubahan signifikan dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu (terdapat pada asset lancar) sebesar ( 24,33%) Sementara itu perubahan (aset) yang signifikan dari tahun 2014 ke 2015 terdapat pada (asset tetap) dengan kenaikan sebesar (24,77%).
·  Total (kewajiban lancar) sejak tahun 2013 hingga tahun 2014 selalu mengalami peningkatan dan di tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami penurunan , perubahan  (kewajiban lancar) terbesar terjadi pada tahun 2013 ke 2014 dimana perubahannya mencapai ( 33,24% ) sementara itu terjadi penurunan (kewajiban lancar) dari tahun 2014 ke 2015 sebesar ( - 3,16%) hal ini menandakan perusahaan telah membayar utangnya sebahagian pada tahun ini.  Untuk (kewajiban lancar) yang mengalami perubahan yang signifikan dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu (terdapat pada pinjaman bank jangka panjang jatuh tempo satu tahun) sebesar ( 857,08%) Sementara itu perubahan (kewajiban lancar ) yang signifikan dari tahun 2014 ke 2015 terdapat pada akun (kewajiban imbalan kerja jangka pendek ) dengan kenaikan sebesar (35,19%).
·  Total (liabilitas tidak lancar) sejak tahun 2013 hingga tahun 2015 selalu mengalami penurunan, penurunan (liabilitas tidak lancar) terbesar terjadi pada tahun 2013 ke 2014 dimana perubahannya mencapai (-59,78%) sementara itu penurunan (liabilitas tidak lancar) dari tahun 2014 ke 2015 sebesar ( -53,19%) Untuk (liabilitas tidak lancar) yang mengalami perubahan yang signifikan dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu (terdapat pada akun kewajiban imbalan kerja jangka panjang) sebesar (24,25%) Sementara itu perubahan (liabilitas tidak lancar) yang signifikan dari tahun 2014 ke 2015 terdapat pada akun (kewajiban imbalan kerja jangka panjang ) dengan kenaikan sebesar (5,89%).
·  Total (ekuitas) sejak tahun 2013 hingga tahun 2015 selalu mengalami peningkatan, kenaikan (ekuitas) terbesar terjadi pada tahun 2014 ke 2015 dimana perubahannya mencapai (594,55%) sementara itu kenaikan ( kewajiban ) dari tahun 2013 ke 2014 sebesar (79,61%) Untuk (ekuitas) yang mengalami perubahan yang signifikan dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu (laba tahun berjalan ) sebesar 39,13%.
    b.      Hasil analisis vertikal.
     ·         Pada tahun 2014 kapasitas asset lancar dibandingkan dengan total asset sebesar 62,04%. Pada tahun 2015 terjadi penurunan menjadi 58,44% dari total asset. Dari keseluruhan asset lancar, persentase  terbesar dimiliki oleh persediaan barang jadi. Dimana tahun 2014 persentase persediaan barang jadi sebesar 27,99% dan tahun 2015 sebesar 25,91%. Sementara itu persentase asset lancar terkecil terdapat pada asset lancar lainnya. Pada tahun 2014 persentase asset lancar lainnya sebesar 0,77%% dan di tahun 2015 sebesar 0,61%.
     ·         Pada tahun 2014 kapasitas asset tetap dibandingkan dengan total asset sebesar 37,96% dan pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar 41,56%. Dari keseluuruhan asset tetap, persentase terbesar dimiliki oleh asset tetap bersih dimana pada tahun 2014 sebesar 21,27% dan tahun 2015 sebesar 22,54%.
    ·         Pada tahun 2014 kapasistas kewajiban lancar dibandingkan dengan total ekuitas dan liabilitas, sebesar 73,79%, kapasitas ini menurun ditahun 2015 sebesar 62,71%. Artinya pada tahun 2015 perusahaan telah berupaya untuk melunasi utang lancar mereka. Kapasitas  kewajiban lancar pada tahun 2014 didiominasi oleh hutang usaha sebesar 41,34%. Kapasitas kewajiban lancar pada tahun 2015 masih didominasi oleh utang usaha sebesar 39,89% dimana menurun dari tahun 2014.
     ·         Pada tahun 2014 kapasitas liabilitas tidak lancar dibandingkan dengan total ekuitas dan liabilitas sebesar 21,54%. Pada tahun 2015 sebesar 8,85% atau menurun dari tahun sebelumnya.
·         Pada tahun 2014 kapasistas liabilitas sebesar 95,33% artinya angka ini masih tergolong sangat tinggi. Jika di bandingkan dengan kapasitas modal perusahaan ditahun tersebut hanya 4,67%. Pada tahun 2015 kapasitas liabilitas sebesar 71,56%. Penurunan ini dibilang cukup jauh dapat dibuktikan perusahaan berusaha mengurangi utang mereka. Dan ekuitas pada tahun ini sebesar 28,44%.
c.       Kesimpulan analisis vertikal dan horizontal laporan posisi keuangan.
     ·         Aset Lancar Perseroan yang sebagian besar terdiri dari Kas, Setara Kas dan Persediaan, meningkat 7,34% dari tahun 2014 menjadi Rp 2.272,9 miliar pada tahun 2015. Kenaikan Persediaan sejalan dengan pembukaan 11 gerai baru pada tahun 2015. Kenaikan ini juga disebabkan oleh kenaikan harga barang dagangan dan meningkatnya jumlah persediaan untuk memenuhi kenaikan target penjualan (sumber annual report 2015).
     ·         Aset Tidak Lancar meningkat 24,8% menjadi Rp 1.616,4 miliar pada akhir tahun 2015 dengan kontribusi utama dari investasi pada PT Global Ecommerce Indonesia yang menyebabkan naiknya Aset Tidak Lancar Lainnya sebesar 523,2%.
     ·         Secara keseluruhan, Kewajiban Perseroan mengalami penurunan sebesar Rp 470,6 miliar yang menunjukkan efektivitas strategi Perseroan untuk melakukan pelunasan pinjaman sindikasiKewajiban Lancar menurun menjadi Rp 2.439,0 miliar pada tahun 2015 dari Rp 2.518,5 miliar pada tahun 2014 sebagai dampak dari pelunasan pinjaman sindikasi di tahun 2015.
     ·         Sebagai hasil dari penambahan Laba Ditahan, Ekuitas Perseroan meningkat Rp 946,9 miliar atau 594,6% dari Rp 159,3 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 1,106.2 miliar pada tahun 2015.


0 komentar:

Posting Komentar